Tak Usainya CiMon!

                                                                  foto sumber Sindonews.

 

Halo, entah mengapa aku merasa harus menuliskan ini untuk menuntaskan kegundahanku. Pemicunya gegeara buku Saya pengen jadi Copywriter karya Budiman Hakim. Buku non fiksi yang sempat membuatku tertawa terpingkal-pingkal untuk pertama kalinya. Disana Om Bud (sapaan dari penulisnya) menekankan untuk selalu latihan tulis menulis dan menuangkannya dalam blog pribadi. Katanya 1% itu bakat, 99%nya usaha dan kerja keras. Perlu latihan dan jeli terhadap peluang serta fenomena lingkungan sekitar kita. Terlebih lagi, aku baru dapat kabar yang masih membuat dadaku sesak. Saat bertemu dengan teman SMP tempo hari. Ketika aku dan dia, (sebut saja namanya Sopi) berjumpa. 

Jumat pagi yang mendung, tidak seterik hari jumat biasanya. Ruang tamu dan Laptop ASU-s yang menemaniku mengetik tiap kalimat random, sementara dadaku tiada henti kembang kempis. Ya iyalah kan aku masih hidup (Alhamdulillah). Kaos hitam  bersablon Bekerja dan berdoa  yang aku kenakan ini nanti akan relate dengan tokoh utama yang aku spill belakangan. Alert!!! Tapi tulisan ini akan belibet dan berputar-putar satu demi satu menjelaskan hubunganku dan tokoh-tokohnya.

SOPI,  WIDI, RUKMA

Sopi kacamataan agak gendut. Kami semenjak sekolah jarang sekali berbincang, dan hanya sebatas bertegur senyum lantas berlalu secara formal. Cuma anehnya, dia satu-satunya teman SMP yang masih kontakan denganku via medsos meski intensitasnya enggak Sering. Entah sejak kapan Sopi bertegur sapa denganku selepas lulus SMP. Seingatku disaat W.A muncul barulah ia memberiku sapaan, saling bertukar kabar, dan berbalas story WA (Ini ya kalau kita interest atau cuma kepo atau cuma Gabut) hehehe :D. Kemudian hari berganti seperti biasa tidak ada pembicaraan spesifik diantara kami. Hingga reuni SMP usai, ya kami sebatas follow Instagram. Pertemuan kami yang pertama di pernikahannya temanku SMP. Widi namanya. Aku yang aslinya males banget dateng ke acara resepsi nikah, mau nggak mau dateng. Ya Widi itu punya hubungan emosional denganku sewaktu sekolah. Pertemanan kita  bermula dari guru ngaji, berlanjut jadi teman sekelas selama 2 tahun. Intinya Widi itu orang baik, dan aku masih ingat sewaktu ia datang ke rumah, dan berpamitan. Ia diterima sekolah di MAN IC. Kami berpelukan dan ia sempat menahan air matanya. Aku juga baru tahu belakangan, kalau ternyata kehidupan ia selama di asrama sangat sulit, meski semua fasilitasnya gratis tetap saja butuh biaya keperluan personal. Namun aku percaya ia bisa survive. Mengingat perjuangannya untuk bersekolah di SMPku, tergolong agak lain dari anak sebayanya. Jadi, selain menghormatinya, pertemanan kami, dan aku juga penasaran siapa pria yang berhasil memikat hatinya, mampu meyakinkannya untuk menikah. Terakhir aku dan Widi berkomunikasi, ia sempat mengeluh karena belum dapat pekerjaan setelah lulus. Ya, dikarenakan Covid dan segala macam hal. Oh, itu toh. Lelaki yang mampu meyakinkan Widi, gadis polos yang berhati baik. Kayaknya si cowok Wibu hehehe ya aku baca-baca komen diundangan onlennya si (peace :D). Pertemuan nyataku dan Sopi ya diresepsinya teman kita. Biasa banget, makan minum salam tempel, foto, duduk-duduk, ngalamun, meratapi nasib, ndengerin orang ngobrol dan ya duduk aja sih. Padahal aku excited aja mau ngobrol sama Sopi. Lah, kok beda sama di chat? Apa karena dia dateng bareng ibunya ya? Atau karena ada teman yang lebih akrab dan tak menghiraukaku? Yasudahh... 

Lagian, aku juga dah mau pulang. 

Tapi...

Cak!

Sapa seorang gadis berperawakan mungil. Ia masih sama saat terakhir ku lihat semasa SMP. Rukma. Kalo ketawa sih dia hihihihihihihihii ya tipe tipe cewek feminim. Mungkin kelahirannya hari senin, yang konon katanya kalau lahir dihari itu identik dengan bunga. Bunga yang dikelilingi banyak kumbang, dan yap dia cewe populer selama di sekolah. Dia teman sekelasku. Pinter, cantik, anggun, temennya banyak, dan sekarang statusnya dah nikah.

Hai?

(aku mau ngomong apa ya?) Udah berjarak puluhan tahun deh kurleb jadi canggung mau apa. Ya intinya Widi, Sopi, Rukma itu dulunya satu SD. 

setelah basa basi aku kembali melontarkan pertanyaan, niat awal sih untuk sedikit  memperpanjang bahan obrolan dan niat kedua biar agak update tentang kabar temanku yang famous pada masanya

Anakmu dah berapa Ruk?                                                                                                                           

(Ekspresi Rukma agak beda) dan tau lah ya ekspresiku pasang tampang bloon sok polos. Apa pertanyaanku salah ya? batinku ngelunjak.

Aku belum punya anak Cak, doain ya  cepet punya momongan

O,, aamiin. Pengantin baru si, jadi ya wajar. Baru setahun to?

Udah 5 tahun.

(Duhh salah lagi :' sadd)

Lantas kami hening sebentar, dan mulai membicarakan hal lain. 

Hentakkan hujan menghujam terpal rumah warga terdengar riuh. kami memutuskan untuk mengakhiri perjumpaan, termasuk dengan kenanganku bersama widi. Berbahagialah Wid! Satu dari teman dekatku menikah, ya wajar si kan memang sudah waktunya. 

Menikah adalah persoalan keberanian Mengambil Keputusan

Quotes-anis baswdn

*Next Berlalu Lamanya* 

Lalu apa hubungannya sama Sopi? Ini cerita tentang apa ya? :v 

Iya singkatnya yang belum tentu singkat. Masih seputar Cintrongg Cinta-cinta-an! Yah manuverku tentang cinta belum berhenti Cynnn. Ya kan memang belum bermuara, masih terus berliku menelusuri aliran takdir. 

hmmm... 

kami kembali berbincang, dan kali ini aku coba memastikan kalau Sopi itu gimana sih orangnya? Apakah dia si gemini muka dua? Aku mencoba menelisik, menelusuri aliran takdir seperti apa antara kita.

.

.

Ya aku ajakin dia ngobrol sih, mumpung ketemu dan senggang. Banyak sih yang kita obrolin dan masih seputar SMP. Kami membahas teman-teman yang sudah menikah, ada juga yang menikahi teman satu SMP (Lumayan sih ini), JOmblo (Enggak tau populasinya tinggal berapa) ada yang cerai, menikah lagi, beranak-pinak, dan ada juga yang berpulang.

Pembahasan bergulir seputar karir kita yang berbeda, kerjaan, bahas Skripsi, bahas apa aja yang penting dibahas. Kalau diem-dieman juga aneh. Sambil aku mengeruk info seperti apa kotaku yang sekarang? Setelah ditinggal Walkota dua periode. Terus dia njelasin kalau ada kasus mirip dalam cerita drakor!

Jadi Bosnya dia, orang Bapenda. Pernah dilaporkan menghilang selama 5hari (?) ya terus keluarga mencarilah, sampek anjing peliharaannya dikerahkan dan juga anjing polisi untuk mencari. Lalu setelah berhari-hari pencarian, ketemulah pakaian dan ugo rampenya disekitar pantai Marina. Sayang, jasadnya tidak ditemukan naasnya lagi kasusnya berakhir dengan abu. Alias tidak diusut sampe tuntas. 

wah gilak-gilak!!!

.

Setelah omong-omong lagi, Bapenda ada kaitannya sama atasan seperti Walikota dan pejabat Gubernur gitu. Isu yang beredar sih upaya membungkam suatu kasus. 

WIDIWW!!!

Horor dong.

Ada lagi kasus, Wakil Walkot kita kan akhirnya menggantikan Walkot yang dicukil dan dipindahkan kebagian lain. Yang konon katanya kerjaannya sekarang dikenal sebagai tempat lumbung Tikus. Widiww!!! Salah dikit tanda tangan, bisa langsung masuk tahanan!

.

Ah drama perpolitikan Indo memang sangat menarik untuk diikuti. Plottwist yang tercipta alami, dan tidak membuat bosan. Yah, seenggaknya bagiku. Bagi diri ini yang senang sekali melarikan diri dari suatu masalah. Mengikuti, mengamati, dan bertepuk tangan atas percekcokan orang lain (Debat argumen) beserta sederet masalah-masalah yang menimpa mereka (OTT dsb) membuatku lupa akan masalah pribadi.

.

Ya sekedar perbincangan receh yang terlontar lantas tak menuai tepi. Perkara benar salah, terkadang pembahasan seperti itu bisa saja menjadi jendela pembuka obrolan lain dengan orang lain. Lantas disusul tema pemberitaan lain seperti pembicaraan hobi atau hal yang kita senangi akhir-akhir ini. Ya bagiku sebagai piyempuan sekadar menghabiskan jatah 1000 kata tiap harinya. 

Sopi mulai membahas tentang kesehariannya yang kalau malam ikutan ngaji rutin di pondok dekat rumahnya. MasyaAllah! dia itu sangat terjaga dengan lingkungan agamis dari TK-Kuliah. Wow! Baguslah, semoga ia juga segera mendapatkan pendamping hidup yang setara dengannya. Aamiin.

Tiba-tiba ia membahas satu nama, yang bagiku sudah enggan untuk terdengar bahkan terlarang kenangannya kembali terungkit.

Ituloh, Abdi! 

Abdi 7D ?

Bukan, itu lohh,, Abdi kelasmu!

Kelasku?

O... Abdi yang itu. Abdi yang dulu ...

Ingatanku kembali mengulas seorang lelaki cungkring perawakan tinggi putih, rambutnya model Emo wkwkwk!

Oh,, mbiyen aku seneng karo wong kui!

Ha? Serius? Lha saiki? 

Yawis mbiyen sih.

Tapi yang tak bisa terlupa, tatapan matanya tajam, dan sinis memandangku. Tingkah konyolku yang memuakkan, sekaligus memalukan! Tidak ingin terulang masa-masa itu. Meski demikian, dulu aku suka banget dan ngefans sama dia. Bukannya gimana-gimana, aku melihat ia sosok yang pekerja keras, ulet, rajin solat dhuha, dan pintar soal agama. Belum lagi ia berbakat memainkan alat musik, gitar, recorder, apalagi ya hmm terus juga semua olahraga juga oke kok. Basket, Voli, Futsal, hmm apalagi ya.

Lamunanku terbuyar saat Sopi bahas tentang mental health.

Eh? Kenapa-kenapa.

Sopi kembali mengulang menceritakan Abdi dan pertemuan mereka di pondok.

.

Aku meringkas info update nya Abdi. 

Jadi semenjak SMA Abdi muncul sebagai pribadi yang survive, apapun dia jual dan sempat shock banget ketika ayahnya punya hutang yang banyak sekali. Ditambah dengan ekspektasi ortunya yang pengen Abdi menjadi Abdi Negara. Lalu pernah suatu ketika ia tersesat dan menemukan sebuah acara pengajian, ya itulah awal mula ia mengaji di pondok. Sekarang karirnya sebagai motivator, penulis buku, dan sharing-sharing tentang mental health. Ia memutuskan untuk membayar hutang keluarganya dengan cara yang ia tempuh. Dan seperti biasa, ada hal unik yang memang aku selalu lihat dari Abdi.

Menurut penuturan Sopi, ia selalu kagum dengan Abdi yang tekun membersihkan masjid, selalu mengepel lantai setelah kajian selesai. Wow! Dan,, tiap Sopi ngajakin buat Healing gitu bareng-bareng yang lain, jawabannya Abdi. 

Healingku ya ngaji Sop!

.

MasyaAllah

Tamat(?)

.

Belum-belum.

Yah, intinya si mendengar namanya, kabarnya, dan kisah dibalik perjalanan hidupnya sekarang membuatku kagum dengannya. CiMon ku yang pertama dengan sosok Wonderfulmen. Hehehe. Aku merasa engga salah pilih, kalau dulu PEDEKATE Ku dengan cara yang lebih ELEGAN, dan tidak terang-terangan maybe ada kesempatan untu dekat dengannya lantas berpisah dengan cara baik-baik. Lalu meninggalkan kenangan yang menyenangkan untuk kembali diulas. Soalnya dia juga orangnya humoris, gokil, berwawasan luas kok! Ditambah, ganteng putih bersih wkwkwkwk!

.

Judul yang aku angkat, Tak Usainya CiMon (Cinta Monyet). Ya emang sih, belum usai. Kadang masih suka-suka an atau sebatas fans atau juga luka dari percintaan masa lalu yang telah mendebu. Kini aku kembali mempertanyakan, jangan-jangan selama ini aku hanya Main-main, nafsu, pura-pura, obsesi, dan tidak benar-benar jatuh cinta.

Lantas apa itu Cinta?

Apakah aku kan menemukan muaranya?

Bagaimana sosok lelaki yang aku pilih? 

Semoga bisa aku jawab lewat blog ini lagi, meski entah kapan.

Terimakasih ya Allah, lewat Semesta Nya ternyata aku masih saja mendengar kisah dari first love ku. Lewat orang yang tidak disangka juga. Waduww! Buat catatan, aku udah tidak berharap dengannya dan tak munngkin kami bersama karena perbedaan satu dengan lain hal. Aku merasa tidak pantas bersanding dengannya, apalagi ya tipenya cewek yang lebih tua. Katanya sih kalau tua secara usia bisa ngemong. Momong, lebih perhatian, lebih keibuan, dan yah maybe memang begitu. Berbahagialah! dan aku pasti merasa iri dengan gadis yang bisa meluluhkan dirimu. Pasti orang itu sangat beruntung mendapatkanmu, mampu mendampingimu 24jam dalam sehari. Ia selalu tau bagaimana ekspresimu saat marah, sedih, sakit, takut, kecewa, gembira, dan banyak ekspresi yang aku tidak tau. Selalu membantumu saat sakit, dapat uangmu (Nafkah) hehehe :D dan menua bersama.

. Abdi (Nama Samaran), izin ya,, jadi salah satu kisah abadi dalam relung percintronganku :)

.

Untuk Cucuku wkwkwkwkwkkwkwk

Atau anakku kelak,

Pesanku belajarlah dari kisah-kisah aneh ini ya. Bertanyalah pada ibu atau nenekmu ini tentang cinta atau seputar kehidupan, jangan takut, aku dimasa depan insyaAllah tidak jadi pribadi yang menakutkan hehe :D

Aku akan menceritakanmu banyak kisah dimasa depan. Aamiin.

.

SELESAI JUGA MENULISKAN KEGUNDAHAN INI. ya belum semua si, dan masih sensor dimana-mana. Setelah ini aku bisa tidur nyenyak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berpangku Tangan

Sajak yang Tak Usai